2 comments


Ada orang yang bekerja keras dari pagi hingga pagi lagi, dengan upah sekadarnya, tanpa mengeluh karena dilakukan lillahi ta’ala. Ada juga orang yang berpenghasilan lebih dari cukup, namun selalu menantikan hari libur sepanjang waktu kerjanya. Dan ada saya, mengerjakan apa yang saya suka, kapan pun saya sempat, tanpa jam kerja, dan tanpa bayaran. Tapi saya melakukannya dengan senang hati, dengan banyak mimpi, penuh semangat.

Itulah yang saya sebut passion. Saya membuat desain apparel kapanpun saya ingin. Jika memungkinkan saya buat desain saya menjadi nyata (lihat di sini). Di waktu lainnya saya berkutat dengan laptop, menulis ide atau cerita yang jarang selesai, browsing sana-sini, window shopping di  banyak webstore tapi seringnya nggak jadi shopping, blogwalking di blog favorit, lalu blogging sendiri. Orang lain yang memiliki passion berbeda mungkin akan berpikir apa yang saya kerjakan tidak ada gunanya, hanya membuang waktu, kertas, spidol, pensil warna, baterai, dan kuota internet. Tapi percayalah, mengikuti passion sendiri itu kepuasan batin. Sama rasa puasnya seperti mendapat nilai A pada mata kuliah yang dosennya galak, atau menang kuis, atau touring bareng gebetan, atau membeli barang incaran saat sedang diskon 80 % padahal koneksi lelet karena harbolnas.  Hanya yang pernah merasakan sendiri yang tahu rasanya.

Sebagai hobi, kepuasan itu saja cukup. Bagi sebagian orang yang cukup berusaha (atau beruntung), mereka mendapatkan penghasilan dengan mengikuti passion. Banyak orang (termasuk saya) menginginkan itu. Tapi tentu saja untuk menjadi profesional, passion saja tidak cukup. Misalnya, banyak orang yang memiliki passion di bidang fashion, namun hanya sebagian yang menjadi fashion designer, dan lebih sedikit lagi yang menjadi fashion designer sukses.


Memiliki pekerjaan yang sesuai dengan passion itu kelihatan menyenangkan. Kelihatannya seperti melakukan hobi sesuka hati dan dibayar. Tapi sekali lagi, passion saja tidak cukup. Diperlukan ilmu, usaha, disiplin, materi, dan keberuntungan. Tidak mudah, namun passion kita layak diperjuangkan. Saya juga masih berjuang.
7 comments

Saya baru tahu ada istilah Extended Breastfeeding dari sebuah artikel di Mommies Daily. Artikelnya sudah ada sejak 5 tahun lalu dan saya baru membacanya kemarin. Hasil dari gugling iseng "apakah anak 2 tahun harus disapih" dan "manfaat menyusui lebih 2 tahun". Uprin sudah berusia 2 tahun 1 bulan dan sampai detik ini masih asik menyusu. Berarti termasuk extended dong ya ? Jadi, Extended Breastfeeding ini maksudnya menyusui anak sampai lebih dari dua tahun.

Tadinya saya tidak berencana melakukan extended breastfeeding. Saya memang tidak punya alasan untuk menyapih Uprin. Dia masih mau mimik ASI walaupun tidak setiap saat, ASI masih ada, dan saya seorang stay-at-home mom, jadi kenapa harus disapih ? Kadang ada juga yang berkomentar "kenapa nggak disapih?" atau "sudah waktunya disapih itu" atau "sudah besar kok masih mimik ASI?" atau "itu ASI nya sudah tidak bergizi".

Lalu karena penasaran dan nggak ada kerjaan, saya iseng gugling. Ternyata extended breastfeeding itu banyak manfaatnya. Membiarkan anak menyusu hingga dia sendiri yang minta berhenti katanya bisa membuat anak lebih mandiri dan lebih percaya diri ( sumber dari sini ). Dengan membiarkan anak menyusu tanpa disapih sama dengan memberikan kenyamanan pada anak. Sang anak juga merasa kebutuhannya terpenuhi tanpa interupsi ketika tidak disapih dengan paksa. Lagipula selama ini Uprin selalu menyusu on demand, kapanpun dan dimanapun dia mau ASI selalu saya berikan. Masa' harus tiba-tiba berhenti dapat ASI ? 


Mengenai anggapan ASI sudah menurun kualitasnya setelah 2 tahun ternyata tidak benar juga. Justru di atas 2 tahun, ASI lebih banyak mengandung zat anti-infeksi dan masih dapat memenuhi 30% kebutuhan kalori anak (sumber dari sini). Prinsipnya ASI selalu disesuaikan dengan usia anaknya. Usia 1 tahun, anak sudah makan tiga kali makanan padat dan dua kali snack. Usia dua tahun dari 500 cc ASI ibunya itu masih memenuhi kebutuhan energi sebanyak 31 persen. Selain itu, sebanyak 38 persen kebutuhan protein pun masih dipenuhi ASI ibunya dari anak berusia dua tahun serta terpenuhinya 45 persen kebutuhan vitamin A. Bahkan, hampir kebutuhan vitamin C anak dua tahun masih bisa dipenuhi sebanyak 95 persen dari 500 cc ASI (sumber dari sini). 

Setelah tahu banyak sekali manfaat extended breastfeeding, saya semakin bersemangat untuk tidak menyapih Uprin. Kapan Uprin berhenti menyusu akan saya serahkan sepenuhnya pada Uprin sendiri. Sebenarnya akhir-akhir ini sudah agak berkurang juga frekuensi menyusu Uprin. Dia juga hanya menyusu di kamar saja Kalau sebelum berusia dua tahun kemarin Uprin mau mimik dalam pangkuan, sekarang dia pergi ke kamar sambil menarik saya kalau mau mimik. Lucu sekali. Kalau bepergian pun sekarang Uprin tidak pernah minta mimik ASI, dia selalu membawa bekal susu UHT dalam kemasan sekali minum. 



1 comment

Ada yang sedang mencari produk dasar make up yang memberi hasil natural, coverage cantik, waterproof, tapi tanpa rasa tebal di wajah ? Saya punya dua alternatif di sini. Dua-duanya dari Mazaya, brand lokal yang mengusung konsep halal dan islami. Dua-duanya juga saya pilih shade natural yang sesuai dengan warna kulit saya. Produk pertama berupa BB cream. Produk kedua foundation pact bernama Match Perfection 4in1 Powder Cake Foundation, saya sebut 4in1 foundie saja ya biar nggak kepanjangan.