Ada orang yang bekerja keras dari
pagi hingga pagi lagi, dengan upah sekadarnya, tanpa mengeluh karena dilakukan
lillahi ta’ala. Ada juga orang yang berpenghasilan lebih dari cukup, namun
selalu menantikan hari libur sepanjang waktu kerjanya. Dan ada saya,
mengerjakan apa yang saya suka, kapan pun saya sempat, tanpa jam kerja, dan tanpa bayaran. Tapi saya melakukannya dengan senang hati, dengan
banyak mimpi, penuh semangat.
Itulah yang saya sebut passion.
Saya membuat desain apparel kapanpun saya ingin. Jika memungkinkan saya buat
desain saya menjadi nyata (lihat di sini). Di waktu lainnya saya berkutat dengan laptop,
menulis ide atau cerita yang jarang selesai, browsing sana-sini, window
shopping di banyak webstore tapi
seringnya nggak jadi shopping, blogwalking di blog favorit, lalu blogging
sendiri. Orang lain yang memiliki passion berbeda mungkin akan berpikir apa
yang saya kerjakan tidak ada gunanya, hanya membuang waktu, kertas, spidol, pensil
warna, baterai, dan kuota internet. Tapi percayalah, mengikuti passion sendiri
itu kepuasan batin. Sama rasa puasnya seperti mendapat nilai A pada mata kuliah
yang dosennya galak, atau menang kuis, atau touring bareng gebetan, atau
membeli barang incaran saat sedang diskon 80 % padahal koneksi lelet karena
harbolnas. Hanya yang pernah merasakan
sendiri yang tahu rasanya.
Sebagai hobi, kepuasan itu saja
cukup. Bagi sebagian orang yang cukup berusaha (atau beruntung), mereka
mendapatkan penghasilan dengan mengikuti passion. Banyak orang (termasuk saya)
menginginkan itu. Tapi tentu saja untuk menjadi profesional, passion saja tidak
cukup. Misalnya, banyak orang yang memiliki passion di bidang fashion, namun
hanya sebagian yang menjadi fashion designer, dan lebih sedikit lagi yang
menjadi fashion designer sukses.
Memiliki pekerjaan yang sesuai
dengan passion itu kelihatan menyenangkan. Kelihatannya seperti melakukan hobi
sesuka hati dan dibayar. Tapi sekali lagi, passion saja tidak cukup. Diperlukan
ilmu, usaha, disiplin, materi, dan keberuntungan. Tidak mudah, namun passion
kita layak diperjuangkan. Saya juga masih berjuang.