Benar
kan, kalau minat seseorang selalu berubah-ubah selama hidupnya ? Makanya saya
suka heran kalau ada orang yang bisa memiliki satu kesukaan and stick with it for the rest of their
life.
Empat
tahun belakangan saya suka baca metropop. Sembilan belas tahun lalu bacaan saya
cerita bergambar macam Kucing Bersepatu Boot atau seri Winnie The Pooh. Enam
belas tahun lalu saya menjadi penggemar komik Doraemon dan cerita rakyat. Sebelas
tahun lalu bacaan saya teenlit, sampai saya kenal Dan Brown dan kemudian
metropop. Ah, saya juga penggemar seri Harry Potter dan Twilight.
Baca : Tentang Ika Natassa
Bacaan
saya nggak keren, ya ? Padahal dulu saya anak Bahasa. Tapi jujur saja saya tidak
pernah enjoy membaca sastra klasik macam Wuthering Heights, Pride And
Prejudice, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, atau novel filosofis seperti Dunia
Sophie-nya Jostein Gaardner. Dulu saya suka bawa-bawa novel klasik begitu
supaya kelihatan keren. LOL.
Silahkan
judge selera bacaan saya. Dibilang nggak mutu, sudah biasa. Dibilang nggak
punya selera tinggi, boleh. Dibilang nggak ada faedahnya, sudah kebal. Hahaha
...
Eh
tunggu. Siapa bilang buku-buku remeh ringan (PS : setiap buku lahir dari
perjuangan penulisnya, ada keringat, air mata, dan darah bercucuran di tiap
halamannya. Ada bongkahan mimpi di tiap diksinya. Tidak ada buku yang remeh.)
tidak ada manfaatnya ? Bahkan di antara cerita-cerita picisan di teenlit ada
pelajaran yang bisa dipetik. Ada moral
value. Ada life lesson.
Beberapa
hari ini saya membaca teenlit lagi. Yes,
26 and still reading teenlit. Setelah
saya pikir-pikir dan saya ingat-ingat, saya merangkum sejumlah pelajaran
berharga yang saya pelajari dari teenlit. Oh iya, judul-judul teenlit yang saya
sebut di sini bukan terbitan baru ya, hanya yang saya ingat sudah pernah baca.
Siapapun Bisa Asal Berusaha
Baca
judul : Victory (Luna Torashyngu), Beauty And The Best (Luna Torashyngu)
Karakter
Oty (di Victory) dan si cantik (di Beauty and The Best) mengajarkan pada saya
bahwa tidak ada yang tidak bisa dipelajari di dunia ini. Bakat bukan jaminan,
apalagi passion. Keberhasilan itu tergantung kerja keras.
Oty
itu perempuan tomboi, nggak bisa
dandan, nggak ngerti cara pakai high heels.
Tapi dia harus memenangkan kontes kecantikan bertajuk Putri SMA. Rival utamanya
adalah teman satu sekolahnya yang langganan juara kontes kecantikan. Tapi Oty
berusaha keras dan menampilkan sisi terbaiknya. Dan dia menang.
Si
cantik yang saya lupa namanya (di Beauty and The Best) ini murid idola di
sekolah, karena cantik luar biasa. Nah, dia ditantang oleh murid paling pintar
(which is perempuan juga, yang menganggap perempuan cantik itu bodoh) untuk
bersaing di ujian masuk universitas. Si cantik ini belajar mati-matian dong.
Memang sih, akhirnya dia nggak bisa
menandingi si pintar. Tapi mereka berdua sebenarnya mengalahkan diri mereka
sendiri. Saya paling suka setting museum geologinya, btw.
Pelajarannya
adalah : apapun passion kamu
sekarang, pelajari juga hal lain. Sekarang kamu bisa sangat mencintai dunia
fashion atau jurnalistik, misalnya. Tapi kelak tidak ada yang tahu. Jadi tetap
terbuka untuk berkembang, mempelajari hal-hal lain yang mungkin tidak kamu
suka. Because nothing is permanent.
Tentang Persahabatan
Baca
judul : Lovasket (Luna Torashyngu), Outrageous (Moemoe Rizal), A Bookaholic
Club (Poppy D Chusfani)
Persahabatan
itu isu paling krusial selama high school
life. Lebih penting daripada nilai bagus. Sebagus apapun sekolahmu kalau nggak punya sahabat, your high school life is gonna like a hell.
Di
tiga judul teenlit yang saya sebutkan itu, masing-masing karakternya punya
masalah berbeda. Vira (di Lovasket) ditinggalkan sahabatnya karena keluarganya
bangkrut. Mindy (di Outrageous) kerap merasa tidak jadi diri sendiri ketika
bersama teman-teman barunya. Karakter-karakter di A Bookaholic Club saling
berlawanan tapi bisa menjadi sahabat dan saling membantu saat menyelesaikan
masalah.
Pelajarannya
adalah : well, masih punya sahabat
setelah sekarang dewasa ?
Tentang Self Esteem
Baca
judul : Princess In Me (Donna Rosamayna)
Ngomong-ngomong
soal self esteem, saya sering
berpikir I’m not pretty enough to pose, atau I can’t write well enough to blog. Tapi kata orang selalu ada langit
di atas langit yang lain, berarti selalu ada bumi di bawah bumi yang lain
(eh!). Jadi saya mengabaikan fakta bahwa saya tidak cantik dan tulisan saya
tidak bagus (tapi ada yang dimuat di Mommiesdaily, btw). Dan saya masih nulis karena saya suka. Dan saya masih posting
FOTD karena sayang dong masak sudah pakai make up nggak didokumentasikan.
Baca : Tahun Baru dan Semua Angka Itu
The
Princess In Me ini teenlit yang paling saya suka hingga sekarang (padahal dulu
baca teenlit ini cuma sekali karena pinjam). Karakter Pri diceritakan sebagai
perempuan yang tidak menarik secara fisik karena ukurannya XXL. Dia merasa
hidupnya tidak bahagia, lantas dia diet ketat dan olah raga. Singkat cerita, dia
berhasil menjadi kurus tapi malah jatuh sakit. Akhirnya dia sadar kalau inner beauty lebih berharga. Tapi dia sadar setelah dia kurus sih.
Pelajarannya
adalah : kalau kamu merasa rendah diri karena tidak cantik ya cari cara supaya
kelihatan cantik. Kalau ada perempuan cantik memberi nasehat bahwa inner beauty
adalah yang paling penting, jangan percaya.
Alam Bukan untuk Ditantang
Baca
judul : Cewek!!! (Esti Kinasih), dan Still (sekuelnya)
Dua
teenlit ini ceritanya soal naik gunung. Bukan naik gunung yang keren semacam
5cm ya, karakter-karakter di teenlit ini naik gunung karena alasan yang picisan
banget. Pokoknya si karakter perempuan (yang saya lupa namanya) naik gunung
karena nggak mau kalah sama si karakter laki-laki. Sayangnya nggak ada drama heboh seperti misalnya
hipotermia atau kehilangan jejak.
Saya
lupa plot ceritanya, pokoknya pelajarannya adalah : kalau mau naik gunung
jangan abaikan persiapan. Naik gunung itu bukan buat gaya-gayaan.
Ada
yang masih suka baca teenlit di sini ? Cerita dong, judul apa yang paling
berkesan buat kamu, ada pelajaran hidup apa saja ?
Ih, kebalik! Justru aku lebih suka baca 'old book'! Anna Karenina sama Wuthering Heights malah buku favorit aku 😂😂😍. Kalo teenlit aku sukanya Ken Terate, coba baca deh kak ^_^
ReplyDeleteheartofbluebells.blogspot.com
Waktu remaja saya sukanya Fairies dan Dealova, hmmm masa-masa paling indah.
ReplyDeleteTeenlit memang tidak bisa diremehkan pula walaupun sekarang saya jarang menyentuhnya, karena teenlitlah teman remaja yang menemaninya termasuk menjadi rule model atau pertimbangan dalam pergaulan.
Thanks for sharing
ini bacaan khas cewek remaja. beda kalao aku ga suka.
ReplyDeletesaya sampe sekarang baca buku teenlit islami pinjaman adik saya. karena adikku suka pinjam buku ke perpustakaan sekllah..
isinya kadang menarik. kalo ga menarik ga lanjutlah
Sampai sekarang masih suka Meg Cabot. Wkwkwk. Lengkap mah koleksinya :D
ReplyDeletewww.vinasaysbeauty.com