Weekend
kemarin saya nemu resep teh tarik di internet. Ternyata bahan-bahannya
sederhana. Cuma teh, gula, SKM, dan krim. Kalau lihat di video, bikinnya juga
gampang. Tinggal direbus bareng, dicampur, lalu ditarik-tarik. Saya niru dong. Tapi
SKM dan krimnya saya ganti susu UHT, gulanya enggak ikut. Ternyata susah. Saya enggak
ngerti gimana cara narik-nariknya sampai jaadi foam. Ya udah, punya saya jadi teh
susu aja.
Itu tadi intro.
Pernah dengar frase writer’s
block? Saat penulis kehabisan ide cemerlang lalu buntu lalu enggak bisa nulis
bahkan hanya satu kalimat. Sama seperti yang dialami Raia di The Architechture
of Love. Raia sampai kabur ke New York untuk mengusir writer’s blocknya. Meski ternyata
setelah sampai di New York pun, writer’s block enggak semudah itu diatasi.
Baca : My Thoughts on TheArchitechture of Love
Rasanya? Ngeselin. Dan kondisi
semacam ini bukan cuma dialami penulis buku saja. Narablog a.k.a blogger macam
saya juga sering. Istilahnya saja diganti jadi blogger’s block.
Kalau ada yang ngeh, arsip
tulisan di blog ini beberapa bulan terakhir jauh dari ideal. Sejak bulan April,
tulisan saya di blog ini enggak pernah lebih dari 4. September kemarin malah
cuma satu artikel. Malu sama pengumuman “new blogpost every Monday and
Saturday” yang pernah saya pampang di bio Instagram.
Jadi, itu kenapa bisa sebulan
hanya satu artikel? Karena blogger’s block? Ya dan enggak. Blogger’s block
bukan satu-satunya alasan. Ada time management yang buruk dan rasa malas yang
susah dilawan. Baliknya ke motivasi diri sendiri yang kurang sih ya.
Baca : Behind Those SleeplessNights
Lantas kalau sedang mengalami
blogger’s block saya ngapain? Biarin dan bengong aja sampai ada ide brilian
datang baru nulis lagi? Enggak lah. Nunggu ide spektakuler itu sama seperti
nunggu ladang gandum dijatuhi meteor coklat. Cuma ada di iklan tahun 90an.
Normalnya
saya akan tetep maksa nulis apapun terutama kalau lagi ada deadline
advertorial. Biasanya dikit-dikit masih bisa lah jadi satu artikel lima ratus
kata.
Tapi kalau lagi butek banget ya biarpun
nongkrongin laptop seharian, enggak ada satu baris kalimat pun berhasil saya
tulis. Kalau udah gitu, shut down aja laptopnya. Ganti aktivitas. Comfort activity
saya enggak jauh-jauh dari maraton baca buku, maraton nonton drama, atau maraton
wisata kuliner.
Baca : 88 Love Life
Kalau masih belum bisa nulis
juga, saya cari aktivitas baru yang belum pernah saya coba sebelumnya. Salah satunya
seperti yang saya certain di paragraf pertama blogpost ini. Browsing menu iseng
lalu ditiru. Perkara berhasil atau enggak urusan belakangan. Yang penting otak
direfresh. Lumayan efektif loh. Buktinya, dua minggu terakhir ini saya produktif
banget kelar nulis 6 artikel. Proud.
Ngomong-ngomong soal refresh
otak, kok jadi pengen jalan-jalan ke kebun teh ya. Itu aktivitas baru juga yang
saya belum pernah sebelumnya. Pasti jadi sumber inspirasi.
Kalian yang blogger dan pernah
mengalami blogger’s block, certain dong gimana cara kalian akhirnya bisa nulis
lagi? Cukup nonton drama Korea kesayangan, coba aktivitas baru, atau malah
harus kabur ke luar negeri dulu kaya Raia di TAOL?
(ADV)
Kalau aku biasanya mba, cari inspirasi dengan jalan-jalan ke tempat wisata/mall, kadang BW, dan cari info-info lomba. :D
ReplyDelete