Jadi,
saya kapok liburan pas tahun baru. Alasannya hanya dua sebenarnya : tempat
liburan sesak dan susah mencari tempat parkir. Alih-alih menikmati waktu
liburan atau menikmati wahana di tempat tujuan, saya malah sibuk berebut
oksigen dengan pengunjung lain. Bukan cuma saya, tapi Uprin juga. Kan kasihan.
Baca : Uprin Loves Zoo
Ngomong-ngomong,
definisi liburan versi saya adalah pergi ke tempat wisata. Walaupun tanggal
merah kalau diam di rumah bukan liburan namanya. Lha wong buat saya
tanggal merah atau hitam atau hijau sama saja.
Lalu
akhirnya kami (saya dan seluruh keluarga) memutuskan liburan ke Dieng sebelum
tahun baru kemarin. Tidak ada alasan khusus, pengen aja. Di dekat sana
ada rumah kerabat, jadi sekalian silaturrahmi. Lagipula jaraknya tidak terlalu
jauh. Soal jarak ini penting karena kami membawa balita yang rawan rewel.
Waktu
berangkat, saya sudah menyiapkan mental baja kalau-kalau Uprin rewel di tengah
perjalanan. Menurut pengamatan saya beberapa kali naik mobil jarak jauh, Uprin
sering mabuk perjalanan, tidak muntah tapi gelisah dan merengek setelah dua jam
berada di dalam mobil. Apalagi kalau jalan yang dilewati terjal dan berliku.
Apalagi kalau mencium wewangian. Sama seperti saya dulu, mabuk darat tingkat
akut. Makanya saya tidak pernah memakai parfum atau body lotion ke manapun
yang naik mobil. Cukup lah minyak kayu putih dan permen mint
sebanyak-banyaknya.
Liburan
kemarin ini keajaiban, karena Uprin tidak mabuk dan tidak rewel. Yaayyy !!!
Padahal jalan yang dilalui penuh rintangan dan kelokan. Tahu sendiri ‘kan jalan
di pegunungan Dieng bagaimana ? Mendaki gunung lewati lembah persis ninja
Hatori. Dan berkabut. Padahal kami sampai di Dieng sekitar jam sepuluh pagi,
tapi kabutnya tebal. Jarak pandang pun hanya sepuluh meter. Macam di dasar
lautan saja.
Namun
sepertinya pemandangan berkabut di sepanjang jalan ini membuat Uprin penasaran
atau merasa asing, dia jadi anteng dan tidak rewel. Mungkin juga dia ikut
merasakan hawa tegang yang dirasakan seisi mobil. Gimana mau nggak tegang
kalau jalan di depan tertutup kabut padahal jurang menganga lebar persis di
kiri jalan. Jadilah liburan kemarin ini perjalanan panjang tanpa rewel Uprin
untuk pertama kali.
Telaga
Warna & Kawah Sikidang
Jam
sebelas siang lewat dua belas menit akhirnya kami sampai di pelataran parkir
Telaga Warna. Kami melewatkan Gardu Pandang karena apa yang mau dipandang dalam
kabut tebal begitu ? Kami juga melewatkan Bukit Sikunir karena ... entahlah
kami membawa balita jadi rasanya repot kalau mau ke Sikunir. Lagipula sudah
siang. Kapan-kapan saja menonton sunrise
di Sikunir, kalau travelling
sendirian.
Jarak
antara tempat parkir dengan obyek wisata Telaga Warna sangat dekat, hanya
menyeberang jalan selebar lima meter. Tiket masuknya Rp. 6.000,- per orang
dewasa. Uprin nggak dihitung dong. Hahaha ...
Telaga
Warna Dieng ini, yang waktu kami datang kemarin hanya berwarna teal dan hijau
lumut, sebenarnya cukup luas. Selain danau berwarna-warni yang menjadi atraksi
utamanya, ada juga Telaga Pengilon (bercermin : bahasa Jawa), taman bunga
kecil, beberapa sumur, serta sejumlah gua kecil. Lokasinya seperti hutan. Tapi
tenang saja, sudah dibuat jalur sepetak di sekeliling telaga supaya pengunjung
dapat mengelilingi telaga dengan nyaman tanpa takut tersesat. Saya dan Uprin tidak
berkeliling satu putaran penuh. Jauh sekali.
Saya
hanya berhasil mengelilingi setengah putaran saja. Melirik Telaga Pengilon
sebentar (kurang menarik menurut saya, tidak terlihat seperti cermin dan
lokasinya agak terpencil), melihat-lihat sebagian sumur (kurang menarik juga
bagi saya, sudah ditandai dengan pagar dan ada tulisan berisi keterangan juga sih),
juga berfoto di sekitaran prasasti Batu Tulis (ayo, buka buku Sejarah!).
Pukul
dua siang, kami sudah sampai di Kawah Sikidang. Ini objek yang berbeda, ada
tiket masuk sendiri Rp. 15.000,- per orang. Seperti biasa, Uprin tidak
dihitung. Sesuai namanya, atraksi utama di tempat ini adalah kawah berisi air
vulkanik (apa sih istilahnya?) mendidih. Beneran mendidih sampai bisa digunakan
merebus telur. Memang di sini ada bapak-bapak penjual telur rebus kawah, ada
telur bebek, telur ayam, dan telur puyuh. Semuanya fresh from the kawah.
Uprin
suka sekali lari-larian di jalan setapak yang mengelilingi kawah. Memangnya nggak bahaya buat balita ? Kawahnya kan
panas. Ya bahaya kalau nyebur. Tapi ada pagar kayu di sekeliling kawah. Tapi
orang tua harus tetap waspada.
Selain
hanya berkeliling melihat-lihat kawah dan mencicip telur rebus kawah, kalau
sedang tidak berkabut bisa menyewa ATV atau motor trail. Saya pengen sebenarnya. Tapi saya kan bawa Uprin. Masa iya
Uprin mau saya bonceng naik motor trail?
LOL.
Sudah
jam setengah empat sore waktu kami kembali ke tempat parkir. Jadi kami pulang.
Perjalanan pulang memerlukan waktu hingga tujuh jam. Tentu saja tetap melewati
jalanan berkabut yang berbatu, curam, dan berliku. Yang penting hati-hati dan
berdoa.
Tips dari saya : pakai jaket dan sneakers! Suhunya rendah, mencapai 12 derajat celcius. Dingin sekali sampai-sampai keluar asap saat membuka mulut. Seperti yang di drama-drama Korea itu, kalau sedang di salju!
Tips lagi : pakai masker ! Bau belerangnya yucky!
Cemilan
Khas
Suhu
dingin tentu saja perut cepat lapar. Selama berjalan-jalan di kedua tempat
tadi, saya berkali-kali repurchase potato wedges, jamur krispi, dan jagung
bakar. Potato wedges dan jamur krispi hanya lima ribuan seporsi, jagung bakar
besar tujuh ribu rupiah saja. Kalau diperhatikan, dataran tinggi Dieng memang
pusatnya kentang, jamur, dan jagung. Di seluruh kompleks wisata bertebaran
penjual tiga jenis makanan ini. Uprin suka tiga-tiganya. Hahaha ...
Oleh-Oleh
Tidak
lengkap ‘kan, liburan tanpa membawa oleh-oleh ? Seperti konturing tanpa highlight, seperti lead role tanpa side kick,
seperti ujian praktik olahraga tanpa ngulang
*eh. Buah tangan khas Dieng tentu saja Carica. Macam-macam varian olahannya,
ada Carica in syrup yang klasik, dodol Carica, keripik Carica, juga buah Carica
utuh. Selain itu ada juga jamur merang besar-besar, Rp. 30.000,- per kilo. Mau
membawa kentang segar juga ada.
Selain
yang berupa makanan, ada juga suvenir lain yang bisa dijadikan kenang-kenangan.
Kalau mau cendera mata yang biasa ada kaos dan sweter Dieng. Kalau mau yang
khas dataran tinggi boleh membeli tanaman kering, ada edelweis, lavender, dan
pinus. Lucu sih buat pajangan atau properti foto, tapi sepertinya rentan ambrol
di jalan.
Suhu
Dingin, Kulit Kering
Karena
suhu yang cukup dingin, kelembapan udara rendah, kulit wajah, kulit badan,
serta bibir jadi rentan kering. Jika kulit wajah saya cenderung oily ketika di rumah, liburan kemarin
menjadi normal agak kering. Kulit badan saya yang memang aslinya kering menjadi
semakin kering terutama bagian siku dan tumit. Kering sekali. Bibir jangan
ditanya lagi, rawan pecah-pecah.
Baca : Never Skip Your Skincare Routine
Tentu
tidak mau dong, liburan tapi tangan dan kaki bersisik akibat kekeringan ?
Itulah sebabnya saya membawa sejumlah moisturizer
untuk wajah, bibir, dan badan.
Sudah
saya bilang ‘kan, kalau saya dan Uprin menghindari wewangian di dalam kendaraan
karena punya kecenderungan mabuk perjalanan ? Itu sebabnya saya tidak pernah
menggunakan body lotion karena aromanya bikin pusing. Tapi liburan kemarin saya
memakai body lotion. Karena iklim dingin itu tadi. Jadi, kami memilih body moisturiser
tanpa aroma. Memangnya ada ? Ada, namanya Redwin Sorbolene Moisturiser.
Redwin
Sorbolene Moisturiser With Vitamin E
Redwin
Sorbolene Moisturiser adalah produk pelembap tubuh asal Australia, yang
diperkaya dengan vitamin E, 10% Glycerine, dan sorbitol. Diformulasikan untuk
melembapkan dan mempertahankan kelembutan kulit, mengatasi masalah kulit kasar
dan bersisik, serta meningkatkan elastisitas kulit.
Untuk
kita yang muslim, tidak perlu ragu pada produk Redwin ini karena sudah disertai
dengan label halal dari AFIC (The Australian Federation of Islamic Council Inc,
semacam MUI di Indonesia lah).
Saya
membawa Redwin Sorbolene Moisturiser ukuran 100 g waktu liburan kemarin (FYI,
ukuran besarnya 500 ml dan 1 liter). Dan saya bisa bilang, moisturiser ini really worth to bring. Sangat multifungsi.
Bisa
digunakan sebagai body lotion untuk
seluruh keluarga, saya, Uprin, mama saya, juga nenek saya. Fragrance free, colour free, pH balanced, tentu saja aman untuk
semua. Konsistensi produk yang creamy
namun ringan namun rich (bagaimana
mendeskripsikannya ?) sangat ideal untuk melembapkan kulit tangan dan kaki
tanpa rasa greasy. Dan si pelembap
Redwin ini cepat meresap, bukan tipe lotion yang disiram terus ilang. Kelembapan kulit tetap terjaga
seharian.
Redwin
moisturiser ini bisa juga digunakan sebagai makeup
remover. Hebat loh, bisa membersihkan
maskara dan eyeliner yang waterproof dalam sekali usap. Serius!
Caranya : ratakan saja lotion Redwin
ke seluruh wajah dengan gerakan memutar, lalu usap dengan kapas. Saya tidak
membawa makeup remover lain pada liburan kemarin.
Fungsi
lain Redwin Sorbolene Moisturiser adalah sebagai diaper cream. Iya, Uprin
masih pakai diaper. Saya mengoleskan
pelembap badan dari Redwin ini pada Uprin sebelum memakai diaper, untuk mencegah ruam dan iritasi. Sering juga saya gunakan
sebagai pengganti minyak pijat untuk Uprin. Jadi kulit Uprin tetap sehat dan
lembut.
Psstt...
Redwin Sorbolene Moisturiser ini juga sangat direkomendasikan untuk ibu-ibu
rumah tangga yang pekerjaan domestiknya tidak terbatas. Jadi tangan tetap halus
meski mengerjakan apa-apa sendiri.
Kebaikan
Sorbolene
Sounds
promising ya, si Redwin Sorbolene ini
? Memangnya apa sih sorbolene itu ?
Sorbolene
adalah jenis perawatan kulit yang tidak berwarna, berbau, dan tanpa paraben
(bahan pengawet). Itulah sebabnya pelembap Sorbolene sangat aman digunakan
siapa saja karena tidak akan menyebabkan alergi atau iritasi, bahkan untuk
kulit bayi yang paling sensitif sekalipun.
Redwin
Sorbolene Moisturiser dapat diperoleh di berbagai drugstore dan supermarket di Indonesia, juga tersedia secara daring
di beberapa situs e-commerce. Informasi lebih lanjut
kunjungi Facebook Page Redwin Indonesia dan Official Twitter @RedwinID.
Punya
pengalaman menggunakan kulit sehat dan lembut dengan Redwin Sorbolene Moisturizer juga ? Share yuk di kolom
komentar !
Produk baru ya mak? belum pernah dengar. Baca reviewnya kayaknya pas buat dipake disini, disini lagi dingin bangeet..sampe beku semuanya di musim dingin ini, jadi kulit terasa gatal banget.
ReplyDeleteUdah lama kok mbak.
DeleteWah kalau di Denmark ya dinginnya ampun ya mbak? Perlu banget moisturizer yang ampuh.
produk baru tapi aku temasuk kulit berminyak , cocok gak ya
ReplyDeleteCocok lah, nggak lengket kok.
Deletesaat traveling memang kadang kulit jadi lupa dirawat, yang ada seringnya jadi kering. saya juga kadang pakai lotion ini mbak, cocok buat di bagian kulit yang sangat kering sekalipun.
ReplyDeleteBener banget mbak, trus kalo bawa Redwin ini praktis ya, satu untuk semua.
Deletebanyak banget review positif dari si redwin ini. kalau mau beli dmn ya mbak haha :D belom pernah liat soalnya
ReplyDeleteapa formulanya comedogenic? soalnya poriku gampang bgt kesumbat huu
www.fujichan.net
Redwin jadi andalan saya buat mengatasi kulit kering. Rutin pakai Redwin sehabis mandi, kulit lembab seharian di ruangan ber-AC.
ReplyDeleteJadi pengen langsung coba redwin nih mba. Apalgi kulitku kering
ReplyDelete