Saya
nggak ingat kapan terakhir kali saya tidur 8 jam semalam. Tiga tahun lalu ?
Lima tahun lalu ? Sepuluh tahun lalu ? Entah. This adulthood ya ... Nggak kok, saya nggak mau komplain kalau life is tough meskipun itu benar. Dan adulthood juga nggak seberat “itu”.
Setiap tahap usia punya tantangannya sendiri. Being teenager juga bukannya tanpa masalah. Hanya saja masalahnya
beda. Level dramanya juga beda.
Baca : Saya Pengen Jadi Vampir Saja
Adulthood means paying bills, building houses. Itu sih menurut saya yang paling membedakan fase usia
dewasa dengan fase sebelumnya. Waktu masih SMA nggak mungkin saya kepikiran
sama bayar listrik dan harga susu. Sekarang saya ikutan hemat listrik karena ya
ampunn ... listrik sekarang mahal. Waktu SMP dicuekin temen sekelas aja
langsung berasa kiamat. Kalau sekarang bodo amat lah, bukan mereka yang bayarin
lipstik saya.
Itulah
sebabnya orang dewasa butuh pekerjaan dan penghasilan. Benar sekali,
penghasilan saja nggak cukup. Uang memang penting untuk bayar segala macem,
tapi status bekerja juga nggak kalah penting. Karena punya uang tapi nggak
punya pekerjaan juga nggak asik, dan lama-lama bikin bego.
Pekerjaan
impian saya ? Menjadi relawan yang keliling dari satu pulau antah berantah ke
pulau antah berantah lain demi mewujudkan dunia yang lebih baik. Seperti Daniel
di Descendants of The Sun. Hidup idealis karena warisannya nggak akan habis
sebelas turunan. Nah saya ? Well,
impian saya sih menjadi fashion designer.
Itu plan A yang sudah gagal dari kapan tahun. Plan B saya : full time writer kayak JK Rowling atau
Stephenie Meyer atau Ika Natassa. Sudah terwujud sih, walau nggak full time banget.
Salah
satu pekerjaan saya sekarang jadi freelancer. Menetukan jam kerja sendiri dan
bebas mau kerja dari mana saja. Ekspektasi saya sih kerjanya mojok di cafe yang
cozy sambil bawa-bawa macbook, terus karena tiap hari ke kafe yang sama, si
pemilik kafe sampe apal. Pemilik kafenya masih muda ganteng kayak Lee Min Ho,
terus kita kenalan trus we live happily
ever after. Hahahaha ... Silahkan siram saya pake air kembang.
No, realitanya nggak
begitu. Saya nulis di kamar, nyuri-nyuri waktu pas Uprin lagi nggak rusuh.
Kadang subuh-subuh lalu selesai pas Uprin bangun. Kadang Uprin ngajak berantem
seharian hingga tengah malam saya nggak bisa nulis satu kata pun. Jadi begadang
sudah menjadi kebiasaan buat saya. Memang nggak baik efeknya untuk kesehatan.
Dan nambah-nambahin budget skin care juga karena undereye saya jadi makin jelek.
Baca : Blogger’s Life : Begadang and That’s Okay
Do I work too hard
? Nggak juga. Saya cinta menulis jadi freelance
writting juga sekaligus menyalurkan hobi. Dan biar otak saya nggak nganggur
terus jadi bego. Dan demi eksistensi juga.
Tapi
freelancer juga mengalami hal-hal
yang sama seperti pegawai kantoran. Jenuh, lelah, salah ngerjain, revisi,
direngekin anak, semuanya. Dan secinta-cintanya saya sama menulis, ada masa di
mana saya jenuh setengah mati sampai ke ubun-ubun, ada juga periode ketika saya
nggak excited bekerja, hanya nulis
seperti robot atau bahkan nggak bisa nulis sama sekali. Sedih ya, saya memang
bukan seseorang yang born to write.
Saya berusaha untuk bisa nulis.
Baca : Blogger’s Life : Yang Dialami Beauty-Mom Blogger
Jadi
saya butuh yang namanya escape universe,
kalau meminjam istilahnya Keara. Sesuatu yang bisa mengalihkan otak saya
sebentar lalu mengembalikannya dalam keadaan refreshed. Seperti tombol F5. Keara perlu seseorang seperti Panji
sebagai escape universe-nya, perlu
bergelas-gelas martini, hingga nonton John Mayer di Manila.
Baca : Antologi Rasa
Saya
enggak. Tombol F5 saya receh. Sereceh nonton DOTS berulang kali, membaca
metropop kesukaan saya lagi dan lagi, scrolling akun gosip di Instagram, ngrumpi
sampai subuh via whatsapp, balas-balasan emot dengan teman lama, ngobrol ngalor ngidul tanpa tujuan dengan teman yang lain. Simpel. But they keep me sane.
Kemudian
ada yang nyinyirin, karena saya punya Uprin harusnya saya nggak perlu escape universe lain. Uprin saja
harusnya cukup menjadi motivasi saya bekerja. Oke, mungkin kedengaran jahat
tapi memangnya saya nggak boleh bosen gitu ditempelin Uprin 25 jam sehari ?
Saya
jadi melantur.
Pokoknya
intinya saya bersyukur menjadi freelancer
dan saya masih waras.
Siapa
yang freelancer juga di sini ? Share
dong tipsnya gimana bisa survive !
Kiss
kiss.
Kurang lebih impian kita mirip ahaha. Bukan sok sokan mau mirip-miripin loh. Aku juga punya cita-cita jadi relawan, trus sama juga aku juga ada minat di fashion dan sedang berjuang coba belajar dari nol. Dan aku juga sama-sama jadi freelancer. Kalo ditanya gimana tips biar survive...aku pun masih berusaha nyari titik yang bisa aku pegangin biar bisa tetep survive. Jadi ya..belum ada tips ahaha
ReplyDeleteSejauh ini sih aku masukin sugesti positif sih ke pikiran aku. Nyari vitamin2 yang sekiranya logika dan hati aku bisa nerima. Milih lingkungan positive yang bisa kasih suport vitamin ini juga penting sih kalo menurut aku.
Ahahhaa. Maafkan komen aku yang kosong ini
www.rahmabrilianita.com
Yah itulah kadang seorang ibu juga butuh motivasi yg lain. Bukan brrti anak ga bisa, tp kita butuh sesuatu yg beda ya :)
ReplyDeletetips survive menjadi freelancer: liburan. that's it hahaha. 7 taun jadi freelancer, pokoknya minimal 3 bulan sekali harus ada break seminggu. bodo amat dibilangnya jalan-jalan mulu, kesehatan jiwa diatas kesehatan dompet!!!
ReplyDeleteAngan-angan nulis bawa macbook di cafe kecil itu sama banget Kak Vir! Bener ya segala sesuatu yang terlalu "rutin" emang ngejenuhin even itu passion atau bukan. Semangat kak virrr~
ReplyDeletewww.khhrnisa.com
I feel you. Saya pun kerja online sebagai freelancer juga to escape my reality yg sekarang jadi full time mom, setelah hampir 20 tahun berkarir di kantor. My work keep me sane dan tidak merasa kehilangan jati diri sebagai pribadi, masih bisa kreatif dan eksis walaupun terbalut daster, rambut diuntel dan muka polos tanpa make up. The old me is still exist through my work and creativity.
ReplyDeletePecinta Ika Natassa mba? Wah, aku juga nih. Nggak pecinta-pecinta banget sih karena baru baca TAoL sama CE (and I way prefer TAoL). By the way, aku juga freelance writer nih. Tapi di-hire sama perusahaan. Aku masih mencari escape universe yg tepat. Aku kira nonton serial TV favorit bakal menyelesaikan masalah. Eh, ternyata bosen nonton :)) Jadi, aku harus ngapain?? :")))
ReplyDelete