Who doesn’t love music, ya nggak ? Dari anak bayi sampai oma-oma suka. Suka
dengerin musik, suka nyanyi juga. Tentu aliran dan genrenya berbeda. Anak bayi
suka musik yang tenang, lullaby, atau
lagu bermain. Anak abege suka lagu galau. Orang dewasa suka.....macam-macam
tergantung selera. Oma-oma suka.....lagu kenangan, mungkin ? Tapi tetap saja,
everybody enjoys music. Bahkan ada yang bilang, musik adalah bahasa paling
universal.
Saya
juga suka musik. Suka nyanyi sendiri kalau lagi mandi (eh, sekarang nyanyi
berdua sama Uprin). Suka mendengarkan musik sambil nulis (ini penting banget,
kalau mutar lagu galau+mood lagi galau juga, bisa nulis berhalaman-halaman tapi
isinya galau semua ! hahaha, nggak penting).
Waktu
kecil, saya mendengarkan musik lewat tape, pakai kaset yang modelnya vintage
itu, yang saya yakin anak zaman sekarang nggak ngerti itu benda apa. Koleksi
kaset tape saya banyak banget. Semuanya lagu anak-anak tentu saja. Dulu ‘kan
lagu anak-anak banyak. Dan seingat saya, di zaman kejayaan kaset tape nggak ada
tuh pembajakan. Istilah ‘kaset bajakan’ nggak pernah dengar ‘kan? Yang ada
vcd/dvd bajakan. Itu satu masa sesudahnya. Mungkin karena CD original harganya
relatif mahal, dan tidak ada videonya. Bagi sebagian konsumen, mendengarkan
lagu atau musik kurang lengkap tanpa video clip. Jadilah mereka membeli vcd bajakan,
yang harganya hanya sepertujuh dari CD originalnya, ada gambarnya juga.
Saya
ingat pada masa keemasan CD fisik ini, penyanyi sukses atau tidak diukur dari
berapa banyak penjualan CD albumnya. Apakah mendapat dobel platinum atau tripel
platinum atau 4x platinum. Albumnya Peterpan yang Bintang Di Surga dulu
mendapat 4x platinum kalau tidak salah. Saya masih punya CD nya, hahaha.
Lalu
penjualan CD menurun perlahan. Penyanyi tidak bisa mengandalkan penjualan CD
album sebagai sumber penghasilan. Ada yang namanya ring back tone, atau nada
sambung pribadi pengganti tut tut tut pada tanda panggilan tersambung.
Ssttt...pilihan lagu untuk nada sambung ini biasanya ungkapan perasaan si
pemilik. Biasanya lho ya, karena sering juga pemilik memilih lagu yang sedang
promo a.k.a gratisan. Nah, dari penjualan nada sambung pribadi ini si artis
juga mendapat bagian royalty.
Kemudian
seiring perkembangan jaringan komunikasi, semakin jarang orang menelpon,
apa-apa email apa-apa chat. Semakin jarang juga orang menggunakan nada sambung
pribadi. Saya juga sudah lama nggak pakai, yang nelpon juga paling-paling kurir
ekspedisi mau ngantar paket. LOL !
Sekarang
era digital, penjualan album pun melalui toko digital. Yang dibeli pun bukan
berupa CD fisik, tapi file lagu. Atau streaming. Pernah dengar Melon ? Ini
salah satu penyedia layanan lagu digital. Klik saja My Playlist di sidebar blog
saya lalu pilih paketnya. Harganya sangat ramah kantong, mulai dari Rp.3.500,-
bisa streaming lagu sepuasnya.
(ADV)
Tapi kadang2 saya rindu dengar lagu pake CD atau kaset. *hahaha ketahuan deh jamannya*
ReplyDelete