Ada
perang yang sama buruk dampaknya dengan world
war dan cold war. Please welcome, the famous mom-war
! Efeknya sama-sama merusak. Yang lebih berbahaya, kamu nggak perlu senjata
canggih macam rudal atau laser untuk ikutan mom-war. Kamu cuma perlu ujung
jempol untuk ngetik via smartphone, atau ujung lidah untuk mencibir di tempat
umum.
Mom-war
itu mudah. Ada ibu-ibu resign dari kantor demi anak, kamu cibir karena kamu ibu
yang sedang mengejar karir. Ada stay at
home mom menitipkan anaknya di daycare,
kamu cibir karena kamu mompreneur tapi sanggup mengasuh anak sendiri bahkan
tanpa bantuan nanny. Ada stay at home mom yang anaknya mengalami speech delay, kamu cibir karena kamu ibu
bekerja dan anakmu baik-baik saja. Ada ibu bekerja yang durasi screen time balitanya panjang, kamu
cibir karena kamu stay at home
mom dan anakmu nggak pernah menyentuh
gadget. Ada work at home mom yang
nggak ASI eksklusif, kamu cibir karena kamu sibuk di kantor tapi ASI eksklusif
tetap terlaksana.
Baca : I Love My Daughter, But Not That Much
Gimana
nggak sama dekonstruktifnya dengan world
war coba, menjadi ibu saja udah riweh karena banyak peraturan nggak
tertulisnya. Menjadi ibu udah cukup sulit karena challenging, banyak hal nggak terduga, dan nggak ada sekolahnya.
Menjadi ibu nggak bisa pakai ilmu eksakta, melainkan studi kasus. Nggak bisa
selalu satu tambah satu sama dengan dua, jawabannya berbeda antara ibu satu
dengan ibu lainnya. Pengalaman morning
sickness, melahirkan, cara mendidik anak, hingga kondisi masing-masing ibu
itu berbeda.
Harusnya sesama ibu saling mendukung, bukan mencibir. Saling
mencibir hanya akan membuat para ibu merasa nggak sempurna, terbebani, hingga
kemungkinan terburuknya bikin depresi. Akibatnya kalau para ibu depresi ?
Google aja ya !
Dari
pada bikin mom-war, mending cari teman sesama ibu yang sehati. Maksudnya bukan
yang konsep parentingnya sama persis plek ketiplek, tapi yang saling mendukung
dan nggak suka nyinyir meski punya konsep parenting berbeda. Saya punya teman
semacam itu. Meet my sister by blood, also
by heart.
Saya
dan saudari saya beda usia setahun, jadi ya memang dekat dari zaman masih
gadis. Bahkan sekolah kami barengan terus dari SD sampai kuliah. Di SMA kami
kos bareng, tiap Sabtu mudik bareng dan Senin paginya telat bareng ke sekolah. Sampai
sekarang kami punya balita bareng. Hahaha ... Tapi karakter kami aslinya beda
banget. Saudari saya cancer, keibuan dan tipikal family woman. Sementara saya sagitarian yang mudah bosan dan cinta
kebebasan. Dia tadinya bankir dan kemudian resign secara sukarela menjelang
melahirkan, sementara saya nggak akan mau mengorbankan karir demi keluarga.
Saudari saya enjoy menjalanai peran sebagai ibu rumah tangga merangkap
mompreneur, sementara saya work-at-home
mom yang nggak betah di rumah.
Dalam
mengasuh anak, saya dan saudari saya berbeda konsep juga. Saya cenderung cuek,
yang penting anak senang saya senang, mau berangkat sekolah atau nggak terserah
anak saya. Sedangkan saudari saya telaten banget, anaknya disiplin jam tidur
dan sekolahnya. Anak saya ASI eksklusif 2 tahun dan masih ASI sampai sekarang.
Saudari saya ASI eksklusif 6 bulan saja. Tapi kami nggak pernah saling kritik,
sama sekali.
Meski
prinsip hidup dan konsep parenting kami berbeda, saya dan saudari saya klop
banget kalau sudah ngomongin baju, gosip, dan selfie. LOL. Iya dong, kami sama-sama suka online
shopping dan ngikutin gosip artis. Selfie juga. Pas nggak puasa, kami suka
ngobrolin gosip sambil ngeteh bareng. Meskipun gosip itu nggak sehat, pilihan
gaya hidup kami sehat. Pilihan sehatea kami biasanya Teh Hijau Kepala Djenggot.
Lucunya, kami udah lama suka teh hijau ini tapi baru ngeh kalau yang kami suka
itu Teh Hijau Kepala Djenggot. Selain sehat, teh hijau juga kaya antioksidan
yang bagus untuk tubuh. Secara obrolan kami toksin semua, setidaknya kami
detoks tubuh pakai teh hijau. Hahaha ...
Kamu
punya cerita relationship yang
berbeda namun #sehatea juga ? Share dong cerita kamu di kolom komentar ! Atau
boleh juga kamu ceritakan di blog pribadi kamu supaya makin banyak orang yang
terinspirasi.
Kiss
kiss.
(ADV)
Mom war itu nyeremin. 2 orang yang semula akur bisa renggang dikit karena pengaruh pihak lain yang membuat salah satunya mengkritik sesuatu yang menurut anggapan orang lain salah. Akibatnya yang dikritik jengkel karena sebelumnya mereka berdua tak masalah dengan perbedaan pandangan atau cara hidup.
ReplyDeleteSalam kenal, Mbak. Semoga sudi bertandang ke blog saya juga. Nuhun.
hahaha, setujuuu
ReplyDelete